Pernahkah kalian memikirkan bagaimana manusia bisa ada
di dunia ini? Kamu mungkin akan berkata, ”Semua orang punya ibu dan ayah.”
Namun, jawaban ini tidak tepat. Sebenarnya jawaban itu tidak bisa menjelaskan
bagaimana ibu dan ayah pertama, yaitu manusia pertama, tercipta. Kamu mungkin
pernah mendengar cerita-cerita tentang hal ini di sekolah dan dari orang-orang
di sekitarmu. Tetapi, satu-satunya jawaban yang benar adalah bahwa Allah-lah
Yang menciptakan kalian. Kita akan mempelajari hal ini dengan mendalam dalam
bab-bab berikutnya. Sekarang, ada satu hal yang harus kalian semua ketahui.
Manusia pertama yang muncul di dunia ini adalah Nabi Adam Alaihissalam (AS).
Seluruh manusia adalah keturunannya.
Adam AS, seperti kita, adalah manusia yang berjalan,
bercakap-cakap, berdoa, dan menyembah Allah. Mula-mula Allah menciptakan dia,
kemudian Allah menciptakan istrinya. Lalu anak-anak mereka tersebar di seluruh
dunia.
Jangan pernah lupa
bahwa Allah hanya perlu memerintahkan sesuatu untuk menciptakannya. Ketika Dia
berkehendak agar sesuatu terjadi, Dia akan memerintahkan, “Jadilah!” dan
sesuatu itu pun terjadi. Dia punya kekuasaan yang menyebabkan-Nya bisa
melakukan segalanya. Misalnya, Dia menciptakan Adam dari tanah. Ini mudah bagi
Allah.
Akan tetapi, jangan lupa bahwa juga ada orang yang
mengingkari adanya Allah. Orang-orang ini memberikan jawaban lain pada
pertanyaan tentang bagaimana manusia terjadi. Mereka tidak mencari kebenaran.
Misalkan ada tokoh
film kartun bernama Badu. Badu berkata, “Aku terjadi karena tinta tumpah pada
kertas dengan tak sengaja, cat ini juga tak sengaja tertumpah, lalu membentuk
warna-warna. Jadi, aku tidak perlu siapa pun untuk menggambar diriku dan
membentuk rupaku. Aku bisa terjadi sendiri, dengan kebetulan,” tentu kalian
akan menganggap itu main-main saja. Kalian tahu bahwa garis-garis yang bagus,
warna-warna dan gerakan dalam film kartun itu tidak bisa terbentuk hanya dengan
menumpahkan cat sembarangan di sana-sini, karena menumpahkan tinta dari
botolnya hanya akan menyebabkan kotoran. Kotoran tentu tidak bisa menciptakan
gambar yang bagus yang terbuat dari garis-garis yang bagus pula. Agar gambar
kartun ini bisa dikenali, dan bisa tercipta, yang membuatnya telah
memikirkannya, merencanakannya, lalu menggambarnya.
Untuk memahami semua ini, kalian tidak perlu melihat
seniman dan pelukis gambar Badu itu. Tentu kalian sudah paham bahwa pembuat
gambar Badu itu telah menentukan sifatnya, bentuknya, dan warnanya, serta
bagaimana cara bicaranya, jalannya, atau lompatannya.
Setelah melihat contoh ini, pikirkanlah dengan baik
tentang hal berikut: Orang yang tidak setuju bahwa Allah-lah yang
menciptakannya sebenarnya juga telah berbohong, sama saja seperti Badu yang
kita bicarakan tadi.
Sekarang mari kita misalkan, bahwa orang seperti itu
berkata pada kita. Mari kita lihat cara orang ini mencoba menerangkan bagaimana
dia dan semua manusia tercipta.
“Aku, ibu dan ayahku, orang tua mereka, dan
orang tua yang pertama tinggal di bumi di masa lalu muncul secara tak sengaja.
Kejadian tak sengaja (kebetulan) ini menciptakan tubuh, mata, telinga, dan
seluruh bagian tubuh kita.”
Kata-kata orang ini,
yang mengingkari Allah yang telah menciptakannya, sama saja dengan kata-kata
Badu tadi. Satu-satunya perbedaannya adalah, Badu tercipta dari garis-garis dan
cat di selembar kertas. Orang tadi, sebaliknya, adalah manusia yang tubunya
terdiri dari daging dan tulang. Tetapi, adakah bedanya? Bukankah orang tersebut
adalah makhluk yang tubuhnya lebih rumit dan lebih sempurna dari tokoh kartun
Badu tadi? Bukankah tubuhnya terdiri dari jantung, hati, darah, dan banyak
lagi? Dengan kata lain, jika Badu mustahil terjadi secara tak sengaja, maka
tentu akan lebih mustahil lagi jika manusia tersebut tercipta secara tak
sengaja. Sekarang, ayo kita tanya orang tersebut:
”Kamu punya tubuh yang bagus yang tidak ada cacat dan
celanya. Tanganmu bisa memegang benda-benda dengan sangat baik, bahkan lebih
baik daripada mesin yang canggih. Kamu bisa berlari dengan kakimu. Kamu punya
pandangan mata yang sempurna, lebih tajam daripada kamera yang kualitasnya
tertinggi. Kamu tidak pernah mendengarkan suara-suara yang tidak kamu inginkan.
Tidak ada radio atau tape yang bisa menghasilkan suara sejernih itu. Banyak
bagian-bagian tubuhmu yang tidak kamu sadari bekerja bersama-sama agar kamu
tetap hidup. Misalnya, meskipun kamu tidak bisa mengendalikan apa-apa agar
jantung, ginjal, atau hatimu tetap bekerja, semua itu tetap saja bekerja tanpa
cacat dan cela. Sekarang, ratusan ilmuwan dan insinyur bekerja tanpa kenal
lelah untuk merancang mesin-mesin yang mirip dengan alat-alat tubuh ini. Namun,
usaha mereka tidak menghasilkan apa pun. Inilah buktinya, kamu adalah makhluk
yang sempurna, yang tidak bisa ditiru oleh manusia. Bagaimana kamu menjelaskan
ini?”
Orang yang
mengingkari bahwa Allah-lah yang menciptakan segalanya mungkin akan berkata:
"Aku juga tahu
bahwa kita punya tubuh yang tidak bercela dan alat-alat tubuh yang sempurna.
Tetapi aku yakin bahwa: atom-atom yang tidak hidup dan tidak sadar muncul
sekaligus tanpa sengaja untuk membentuk alat-alat tubuh dan tubuh kita."
Kalian tentu bisa melihat bahwa kata-katanya ini tidak
masuk akal dan aneh. Berapa pun umurnya dan apa pun pekerjaannya, orang yang
menyebutkan hal seperti ini tentu tidak mampu berpikir dengan jernih dan
mempunyai pemikiran yang keliru. Dan yang mengejutkan, kita sering sekali
menemukan orang yang yakin dengan hal yang tak masuk akal ini.
Karena mesin yang
paling sederhana pun pasti ada yang membuatnya, makhluk yang rumit seperti
manusia tentu tidak bisa terjadi dengan tak sengaja. Tidak diragukan lagi,
Allah-lah yang menciptakan manusia pertama. Allah juga yang menciptakan
alat-alat tubuh manusia pertama itu sehingga bisa berkembang biak dan sehingga
muncullah keturunan-keturunan berikutnya. Allah memastikan bahwa umat manusia
akan terus berkembang biak dengan program yang dimasukkannya dalam sel-sel
manusia itu. Kita juga terjadi berkat program yang diciptakan oleh Allah ini,
dan terus tumbuh sesuai dengan program itu. Yang akan kalian baca mengenai
masalah ini di halaman-halaman berikutnya akan membuat kalian bisa mencapai
pemahaman yang lebih baik tentang kenyataan bahwa Allah, Pencipta kita,
memiliki kekuasaan dan kearifan yang tak terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah mengunjungi Blog Sah-Qila